( menemukan makna korelasi dengan yang lain )
Aku – Engkau bersama dalam Cinta
Kali ini kawan… Aku terpikir tentang keberadaanku di dunia ini bersama Engkau (jutaan bahkan milyaran ekor manusia lain).
Seolah tiba-tiba saja sejak dahulu ketika Aku terlahir; Engkau, mereka dan dunia; semuanya sudah berada di sekitarku..
dan tidak hanya itu, kusadari mereka juga berusaha membentukku untuk menjadi “manusia” (seperti halnya mereka) di dunia ini !
“ Aku Manusia bentukan sekaligus pembentuk Duniaku “
Namun, kini kusadari di samping kedua hal itu; terlintas di benakku orang-orang di sekitarku yang terus menerus muncul di hadapanku, mereka hampir muncul setiap detik; entah itu di rumah, kampus, pertokoan, masjid, wc umum, bahkan kadang masuk ke alam mimpi. Hal ini terus terjadi dan tak terelakkan; belum lagi jika aku terpikir dengan dunia infrahuman; rasanya memang aku tidak sendirian (walau kadang merasa kesepian); dan kurasakan mereka juga berperan untuk “mengkonstruksi” diriku.
Aku dianggapnya sebagai teman mereka, anak mereka, saudara mereka, aku diberi nama buatan mereka (walau aku tidak pernah minta). Seolah tanpa diminta, mereka memberi peran padaku dalam drama kehidupan ini; diberi nama yang baik-baik menurut mereka, aku diberi peran dan status; entah sebagai mahasiswa, kawan, musuh, pengkhianat dan lain-lain, serta dikenali sebagai pribadi yang bersifat tertentu (misal : nakal, pintar, jujur, licik, dlsb.) dan intinya Aku “berada“ sekaligus menyentuh & memiliki duniaku, orang tuaku, temanku, musuhku, pacarku. dlsb
Well…intinya Aku diadakan oleh yang lain. Begitu juga sebaliknya; aku juga turut berperan mengonstruksi mereka. Mungkin inilah yang disebut sosialitas; karena kita berada di dunia ini tidak sendiri; karena “kita berada bersama“ di dunia ala manusia.
Oh, iya kawan… Aku juga merasakan hal-hal aneh akhir-akhir ini.
Aku merasa sebagai seekor manusia yang selalu ingin mendapat perhatian mereka, Aku ingin dianggap sebagai bagian dari kelompok & anggota mereka; Aku ingin berguna buat mereka, disayangi, dicintai, diperhatikan. Seolah perasaan ini terus muncul dan tak dapat kuhindari. Mungkin inilah yang menyebabkan kita hidup damai di bumi ini; karena kita punya rasa cinta kasih terhadap sesama (manusia & selain manusia). Harmoni ini terwujud dalam :
Aku dengan Engkau (subyek dan subyek) serta Aku dengan anjingku, rumahku, motorku… (subyek dan obyek).
Aku tidak dapat hidup tanpa mereka karena mereka seolah menjadi satu bagian dengan duniaku. Aku butuh teman bicara, teman berkelahi, pacar, istri, bahkan suatu saat nanti aku butuh orang untuk membantu mengantarku ke liang lahat (karena Aku malas jalan ke kuburan sendiri. He..he..he...)
Aku otonom dalam korelasi…
Aku berkolerasi dalam otonomi…
Aku Homo Socius sekaligus Subyek Otonom